Gara-gara hadits ini Abu Hurairah pingsan 3 kali

Sayyidina Abu Hurairah ra adalah seorang Sahabat Nabi yang merupakan periwayat hadits yang paling banyak. Maka tak heran Abu Hurairah selalu dijadikan tempat bertanya tentang hadits di masa sepeninggal Rasulullah saw.

Namun ada kejadian dimana disuatu ketika Abu Hurairah ditanya mengenai hadits. Namun ketika Abu Hurairah membacakan hadits tersebut, ia tak kuasa meneruskannya karena isi kandungan hadits tersebut yang dirasa sangat berat.

Kisah ini diriwayatkan oleh Al Imam Abu Laits Samarqandi dari sekelompok ulama dari Uqbah bin Muslim dan dari Samir Al Ashbahiy.

Samir menceritakan suatu ketika tatkala ia memasuki kota Madinah ia melihat ada orang yang sedang di kerumuni oleh banyak orang.

Dia pun bertanya : Siapa orang yang di kerumuni itu ?, orang-orang menjawab "dia adalah Abu Hurairah Ra”

Mendengar nama Abu Hurairah Samir pun mendekatinya. Ketika suasana mulai sepi, Samir pun berkata kepada Abu Hurairah ra. "Wahai Abu Hurairah kabarkan kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dan engkau hafal dari Rasulullah saw"

Abu Hurairah menjawab "Baik, duduklah. Akan aku memberitahukan kepadamu sebuah hadits yang Rasulullah SAW beritakan kepadaku yang mana pada saat itu hanya ada aku dan Rasulullah saw, tidak ada yang lain”

Abu Hurairah ra menarik nafas panjang seketika lalu pingsan.

Setelah beberapa lama Abu Hurairah siuman. Ia usap mukanya dan kembali berkata "Sungguh, aku kuberitahukan kepadamu satu hadits yang di beritahukan Rasulullah saw kepadaku"

Abu Hurairah kembali menarik nafas, ia diam cukup lama dan kembali pingsan. 

Setelah sadar ia mengusap mukanya dan kembali berkata “Sungguh, aku akan memberitahukan kepadamu suatu hadits yang diberitahukan Rasulullah saw kepadaku“.

Abu Hurairah kembali pingsan. Setelah sadar ia pun mengusap mukanya dan mulai berkata : "Rasulullah saw menceritakan kepadaku dimana beliau bersabda sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah Yang Maha Pemberi Berkah lagi Maha Tinggi akan mengadili seluruh makhluk-Nya dan setiap makhluk akan bertekuk lutut (di hadapan-Nya). Orang yang pertama kali akan di panggil adalah seseorang yang membaca dan memahami Al-Qur’an, lalu seseorang yang berperang di jalan Allah, selanjutnya adalah seseorang yang mempunyai banyak harta.

Allah swt berkata kepada orang yang pandai membaca dan memahami Al-Qur’an, “Bukankah AKU telah mengajarkan kepadamu apa yang AKU turunkan kepada utusan-Ku?”

Iya menjawab “benar wahai Rabbi”

Allah bertanya lagi, “Kemudian apa yang kamu kerjakan terhadap apa yang kamu ketahui?”

Iya menjawab “Saya mengerjakannya sepanjang siang dan malam”

lalu Allah Taala membantah , “Kamu bohong”

Dan Para Malaikat pun semua turut menjawab, “Kamu bohong !, sesungguhnya kamu hanya ingin dipuji sebagai orang yang pandai membaca Al-Qur’an."

Lalu Allah bertanya kepada orang yang mempunyai banyak harta, dan orang yang mempunyai banyak harta menjawab “Saya telah menyambung hubungan persaudaraan dan bersedekah dengannya”

lalu Allah berfirman “Kamu bohong !”

Dan Malaikat pun turut berseru “Kamu bohong!, kamu hanya ingin dipuji sebagai orang yang dermawan, pemurah, baik hati, tidak pelit.”.

Selanjutnya orang yang berperang di jalan Allah didatangkan dan Allah Ta’ala bertanya kepadanya, “Karena apa kamu berperang?”

Ia menjawab “Saya berperang di jalan-Mu ya Allah sehingga saya terbunuh”

Allah Ta’ala berfirman “Kamu bohong!”

Malaikat pun berseru “Kamu bohong!, kamu hanya ingin di puji sebagai orang yang pemberani”

Setelah itu Rasulullah saw memukul lututku dengan tangan beliau, lalu beliau bersabda “Wahai Abu Hurairah, tiga kelompok itulah yang merupakan makhluk Allah yang pertama yang nanti pada hari kiamat akan di nyalakan api (neraka)”

Abu Hurairah ra melanjutkan : "Ketika berita ini sampai kepada Mu’awiyyah,  dia menangis sejadi-jadinya dan berkata Allah dan Rasul-Nya benar, lantas ia membaca (Al Qur’an surat Huud ayat 15-16), Man kaana yuriidul hayaataddun-yaa waziinatahaa nuwaffi ilayhim a’maalahum fiihaa wahum fiihaa laa yubkhasuun, Uula-ikal-ladziina laisa lahum fii-aakhirati ilaannaaru wahabitha maa shana’uu fiihaa wabaathilun maa kaanuu ya’maluun.

(Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka, balasan pekerjaan mereka di dunia, dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat, kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu, apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah, apa yang telah mereka kerjakan).
wallahua'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama