Suatu hari Nabi kita tercinta Muhammad saw didatangi oleh seseorang. Orang ini mendatangi Nabi dengan maksud menanyakan obat yang paling tepat untuk saudaranya sedang menderita sakit perut.
"Wahai Rasulullah, saudaraku sedang menderita sakit perut, apa yang harus kulakukan?" tanya orang itu.
"Beri dia madu" jawab Rasulullah saw.
Orang itu pun pulang dan mengikuti saran Rasulullah saw. Saudaranya yang sedang sakit perut itu diminumkan madu. Namun bukannya sembuh malah penyakitnya semakin parah.
Melihat hal tersebut orang itu pun kembali datang kepada Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah saw, aku telah memberi madu kepada saudaraku, tetapi penyakitnya malah semakin parah, lalu apa yang harus aku lakukan?" ujar orang itu.
"Minumkan dia madu" jawab Rasulullah saw kembali.
Orang itu menjadi heran namun tetap menuruti saran Rasulullah saw. Saudaranya pun kembali diminumkan madu. Namun penyakitnya yang sudah parah malah semakin parah. Orang itu pun kembali datang kepada Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah penyakit saudaraku bertambah parah saja, lalu apa yang harus kulakukan?" tanya orang itu kembali.
"Beri dia madu" jawab Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah aku telah melakukannya dua kali tetapi tidak sembuh juga, penyakitnya malah semakin berat" ujar orang itu sedikit meragukan dengan saran Rasulullah saw.
Rasulullah saw menjawab, "Allah Maha Benar, jangan benarkan apa–apa yang terjadi pada saudaramu".
Orang itu pun kembali kerumahnya. Meski kali ini dia agak ragu melakukannya namun dia berpikir "Seandainya penyakit saudaraku semakin parah atau mungkin meninggal paling tidak dia telah patuh kepada Rasulullah. Mati karena mematuhi Rasulullah tentu tidak akan dimasukkan ke neraka" pikirnya.
Ia pun kembali meminumkan madu kepada saudaranya. Ajaibnya untuk kali ini penyakit saudaranya benar-benar sembuh.
"Wahai Rasulullah, saudaraku sedang menderita sakit perut, apa yang harus kulakukan?" tanya orang itu.
"Beri dia madu" jawab Rasulullah saw.
Orang itu pun pulang dan mengikuti saran Rasulullah saw. Saudaranya yang sedang sakit perut itu diminumkan madu. Namun bukannya sembuh malah penyakitnya semakin parah.
Melihat hal tersebut orang itu pun kembali datang kepada Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah saw, aku telah memberi madu kepada saudaraku, tetapi penyakitnya malah semakin parah, lalu apa yang harus aku lakukan?" ujar orang itu.
"Minumkan dia madu" jawab Rasulullah saw kembali.
Orang itu menjadi heran namun tetap menuruti saran Rasulullah saw. Saudaranya pun kembali diminumkan madu. Namun penyakitnya yang sudah parah malah semakin parah. Orang itu pun kembali datang kepada Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah penyakit saudaraku bertambah parah saja, lalu apa yang harus kulakukan?" tanya orang itu kembali.
"Beri dia madu" jawab Rasulullah saw.
"Wahai Rasulullah aku telah melakukannya dua kali tetapi tidak sembuh juga, penyakitnya malah semakin berat" ujar orang itu sedikit meragukan dengan saran Rasulullah saw.
Rasulullah saw menjawab, "Allah Maha Benar, jangan benarkan apa–apa yang terjadi pada saudaramu".
Orang itu pun kembali kerumahnya. Meski kali ini dia agak ragu melakukannya namun dia berpikir "Seandainya penyakit saudaraku semakin parah atau mungkin meninggal paling tidak dia telah patuh kepada Rasulullah. Mati karena mematuhi Rasulullah tentu tidak akan dimasukkan ke neraka" pikirnya.
Ia pun kembali meminumkan madu kepada saudaranya. Ajaibnya untuk kali ini penyakit saudaranya benar-benar sembuh.
Tags:
Kisah dan Hikmah