Sobat, kita tak boleh berkecil hati, apalagi beburuk sangka kepada Allah, karena berkata Ibnu Umar ra bahwa orang banyak berdoa namun tak terkabul, (hal itu penyebabnya) karena Allah swt (hanya) menerima doa adalah dari hati yg mencair (khusyuk dan penuh pengagungan) (HR Imam Bukhari dalam kitabnya adabul mufrad).
Namun dalam riwayat lainnya Rasulullah saw pernah bersabda :
"Tiga hal yang salah satunya akan (pasti) didapat oleh orang yang berdoa, yaitu pengabulan doa, (namun jika) Allah tak mengabulkan doanya namun (Allah menukarkan doa itu dengan) membatalkan musibah yang akan menimpa kepadanya, atau (jika tidak pula maka) Allah akan menjadikan (doa) nya (sebagai) pahala di hari kiamat" (Kitab Adabul Mufrod diriwayatkan oleh Imam Bukhari).
Sobat, bayangkan dari setiap doa yang anda panjat itu menjadi penyebab Allah untuk runtuhkan dosa dosa anda, karena doa itu mungkin saja Allah menyingkirkan aneka macam musibah yang mungkin seharusnya telah menimpa anda, mungkin kecelakaan, kecurian, kebakaran, cacat, buta, bisu, atau naudzubillah, namun karena anda termasuk orang yang sering berdoa, musibah-musibah tersebut tak jadi menimpa anda.
Maka beruntunglah orang yang berdoa dan dikabulkan, dan beruntung pula orang yang berdoa namun belum dikabulkan, karena ia akan mendapat ganti yang sepadan atau jauh lebih berharga dari 'sekedar' hajatnya.
Doa itu akan menjadi tabungan baginya kelak di alam kubur, atau untuk keturunannya, atau kelak dihari kiamat.
Sebagaimana didalam surat Al Kahfi diceritakan ketika Nabiyallah Musa as bertemu dg Khidir as, dan Khidir menegakkan tembok yg telah runtuh, maka Musa as berkata, bila engkau mau bisa saja kita menyuruh pegawai untuk menegakkannya, mengapa harus kita yg lakukan?, maka Khidir as menjawab.., : "bahwa tembok yg runtuh ini milik dua anak yatim, dan dibawah tembok ini terpendam harta yg dipendam oleh ayah dari kedua anak yatim, dan orang tuanya adalah orang yg shalih, dan Tuhan Mu menginginkan harta itu disampaikan pada anak anak mereka setelah mereka dewasa..".(QS Alkahfi-82).
Dalam tafsir dikatakan bahwa "orang tua" yang dimaksud dalam ayat diatas bukanlah ayah kandung mereka, namun kakek dari kakek mereka yang ketujuh, (ayah dari ayah dari ayah....hingga yang ketujuh). Orang yang memendam harta itu berdoa agar Allah agar menyampaikannya pada anaknya, maka Allah tak menyampaikan pada anaknya, tidak pula pada anak dari anaknya, namun Allah menyampaikan (mengabulkan doanya itu) pada cucu yang ketujuh, sebab anaknya bukan fakir miskin, tidak pula cucunya, Allah terus menjaga doa orang ini hingga muncullah cucu yg ketujuh adalah dua anak yatim yang miskin... barulah Allah kabulkan doa si pemendam harta itu, mengapa?
Firman Allah swt : "Barangkali kalian mencintai sesuatu tapi itu buruk bagi kalian, dan barangkali kalian membenci sesuatu namun itu baik untuk kalian, dan Allah Maha Mengetahui dan kalian tak mengetahui". Inilah merupakan isyarat Maha Lembutnya Allah, sebagaimana seorang ibu mengayomi bayinya.
Dn bila pun doa anda tidak dikabulkan dimasa hidup, maka mungkin akan dikabulkan untuk anak anak atau cucu anda, misalnya anda berdoa agar diberi keluasan rizki, mungkin Allah mengabulkannya atau mungkin menunda hingga saat yang tepat, dan atau kemiskinan akan menimpa putra anda, maka Allah mengabulkan doa anda untuk putra anda, atau kelak di hari kiamat.
Dalam satu riwayat dikatakan "Kelak dihari kiamat akan ada orang-orang yang sudah kehabisan amal pahalanya saat ditimbangan amal, karena mereka harus bertanggung jawab atas setiap nafasnya dimasa hidup, atas setiap huruf yg diucapkannya dan segala-galanya, namun saat ia kehabisan amal pahala, tiba tiba datanglah tumpukan amal pahala yang tak dikenalnya, ia pun heran dan bertanya : "darimana amal ini datang wahai Tuhanku?", maka Allah swt menjawab : "inilah hutang hutangku padamu wahai hamba Ku, yaitu doa-doamu yg belum Kukabulkan".
Ah.. beruntunglah orang yg berdoa, karena bila tak dikabulkan maka itu adalah hutang hutang Allah kepada kita kelak...syaratnya, berdoalah dengan sepenuh hati dan merasa yakin kepada Allah swt.
wallahu a'lam
Tags:
Kisah dan Hikmah